Mengenal Anoa Dan Habitatnya
Mengenal Anoa Dan Habitatnya. Bentuk tubuh anoa mirip dengan kerbau atau biasa disebut kerbau cebol. Anoa dataran rendah atau Bubalus depressicornis memiliki tinggi pundak antara 80–100 cm, sedangkan anoa dataran tinggi atau Bubalus quarlessi antara 60-75 cm. Deskripsi ini sama dengan yang dinyatakan oleh Groves (1969) yang menyatakan anoa dataran rendah relatif lebih besar dibandingkan dengan anoa yang ditemukan di dataran tinggi. Bentuk kepala menyerupai kepala sapi (Bos), kaki dan kuku menyerupai banteng (Bos sondaicus). Pada kaki bagian depan (metacarpal) berwarna putih atau mirip sapi bali namun mempunyai garis hitam ke bawah. Tanduk mengarah ke belakang menyerupai penampang yang bagian dasarnya tidak bulat seperti tanduk sapi melainkan menyerupai bangun segitiga seperti tanduk kerbau. Morfologi anoa dataran rendah dan anoa dataran tinggi selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Keterangan | Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) | Anoa dataran tinggi (Bubalus quarlessi) |
Ukuran tubuh | Relatif lebih besar | Memiliki ukuran lebih kecil |
Tanduk | Sedikit bulat, kasar dengan bagian pangkal berbentuk segitiga yang pipih dan terdapat “wrinkeld” | Berbentuk kerucut yang rata dan ditandai dengan tidak adanya “wrinkeld” |
Berat | 300 Kg | 150 Kg |
Tinggi Pundak | 80 – 100 cm | 75 cm |
Panjang badan | 170 – 188 cm | 122 – 153 cm |
Panjang tanduk | Jantan : 27 – 37 cm Betina : 18 – 26 cm | Jantan : 15 – 20 cm Betina : Relatif sama |
Panjang ekor | 19.8 – 25.8 cm | 14.6 – 17.8 cm |
Warna | Individu dewasa berwarna coklat hitam sampai hitam dengan keadaan bulu jarang. Anak memiliki bulu berwarna coklat tipis dan lurus, sejalan dengan bertambahnya umur bulu coklat akan rontok dan digantikan dengan bulu berwarna hitam. Bulu kaki berwarna putih sampai kekuningan. | Individu dewasa memiliki warna coklat kemerahan atau berwarna coklat cerah dengan bercak putih di atas kaki. Rambut berbentuk seperti wol dan tebal. |
Berdasarkan letak persebarannya, hewan ini tergolong fauna peralihan. Sejak tahun 1960-an, anoa berada dalam status terancam punah. Dalam lima tahun terakhir populasi anoa menurun secara drastis. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya.
Habitat anoa berada di hutan tropika dataran, sabana (savanna), terkadang juga dijumpai di rawa-rawa. Mereka merupakan penghuni hutan yang hidupnya berpindah-pindah tempat. Apabila menjumpai musuhnya, anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa dan jika terpaksa melawan, mereka akan menggunakan tanduknya.
Perilaku dan Reproduksi
Menurut Hooijer (1946) dalam Kasim (2002), anoa memiliki perilaku hidup secara soliter, namun tidak jarang juga dijumpai dalam kawanan tiga sampai lima ekor. Anoa umumnya hidup di hutan-hutan yang lebat, di dekat aliran air / sungai, danau, rawa-rawa, sumber air panas yang mengandung mineral dan di sepanjang pantai. Menurut Bismark dan Gunawan (1996) melaporkan bahwa anoa mempunyai habitat yang spesifik dengan komponen dan sebaran lokasi yang dapat menunjang kebutuhan pakan dan perilakunya dan pada lokasi yang terbuka seperti padang rumput, jarang dihuni.
Anoa yang sedang terluka, birahi, induk yang baru melahirkan atau yang sedang menyapih anaknya akan cenderung bersifat agresif. Masa kehamilan sekitar 275 sampai 315 hari, hanya 1 anak dalam setiap kelahiran. Kasim (2002) berpendapat bahwa anoa mencapai dewasa seksual pada umur 3-4 tahun dengan siklus estrus 15-23 hari dengan periode estrus 2-4 hari dimana puncak estrus terjadi pada hari ketiga. Dalam satu musim melahirkan (Agustus-Oktober) hanya melahirkan satu anak. Induk anoa betina menjaga anaknya tetapi induk jantan tidak. Masa sapih biasanya berlangsung antara enam hingga sembilan bulan.