Mengenal Cenderawasih kaisar (Paradisaea guilielmi). Burung Cenderawasih kaisar ditemukan oleh Carl Hunstein dalam salah satu ekspedisinya di pulau Papua pada bulan Januari Tahun 1884. Habitat Cenderawasih kaisar terdapat di hutan-hutan pegunungan bagian bawah dan perbukitan Jasirah Huon di Papua Nugini, pada umumnya dari ketinggian 670 meter sampai ketinggian 1.350 meter di atas permukaan laut.
Karakteristik Cenderawasih kaisar
Cenderawasih kaisar atau biasa disebut Paradisaea guilielmi merupakan burung Cenderawasih dengan ukuran yang sedang, dengan panjang sekitar 33cm, dari genus Paradisaea. Warna Burung ini adalah kuning dan coklat, berparuh abu-abu kebiruan, sedangkan kaki coklat keunguan dan iris mata berwarna coklat kemerahan.
Burung Cenderawasih jantan dewasa memiliki muka, atas kepala bagian depan dan tenggorokan berwarna hijau mengilap. Kepala bagian belakang, punggung dan sayap berwarna kuning, dan tubuh bagian bawahnya berwarna coklat. Sedangkan Pada bagian sisi dadanya terdapat bulu-bulu hiasan berwarna putih dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berwarna hitam. Betina berukuran lebih kecil, tanpa dihiasi bulu hiasan, memiliki kepala berwarna coklat tua, punggung kuning kecoklatan dan tubuh bagian bawah berwarna coklat. Burung muda memiliki bulu seperti burung betina.
Cenderawasih kaisar adalah poligami spesies. Cara Burung jantan ini dalam memikat pasangannya adalah dengan cara ritual tarian di dalam kelompok lek. Burung Jantan menggantungkan badannya ke bawah, untuk membuka atau memamerkan bulu hiasannya. Sedangkan Makanan dari burung Cenderawasih Kaisar terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.
Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cenderawasih kaisar dievaluasikan sebagai hewan yang beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung jenis ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Cenderawasih_kaisar
0 comments:
Posting Komentar