Mengenal Cangak Merah (Ardea purpurea)
Mengenal Cangak Merah (Ardea purpurea). Cangak Merah adalah spesies burung yang berukuran besar, yakni 60-80 cm. Warna abu-abu coklat berangan. Iris kuning, paruh coklat, kaki coklat kemerahan. Bulu lainnya pada burung ini berwarna coklat kemerahan. Terdapat setrip hitam menurun sepanjang leher yang merah-karat khas. Punggung dan penutup sayap abu-abu, bulu terbang hitam.
Habitat Cangak Merah
Habitat dan Penyebaran di lahan basah tidak terbatas di pesisir, mangrove, sawah, danau, aliran air, kadang perbukitan. Tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl. Afrika, Erasia, Filipina, Sunda Besar. Di Indonesia, terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara. Makanan dan Perkembangbiakan, makanan burung ini adalah ikan, katak, reptil, larva serangga, dan krustasea.
Prilaku Cangak Merah
Mengendap endap sendirian di sepanjang perairan dangkal yang penuh gulma, dengan kepala merendah ke bawah dan ke samping untuk menangkap ikan dan makanan lain. Terbang dengan leher ditekuk dan bersarang dalam koloni besar.
Perkembangbiakan Cangak Merah
Masa bertelur dari burung cangak merah diantara bulan April hingga bulan Juli. Dalam satu kali masa bertelur, burung ini mampu bertelur sebanyak 4-6 butir telur. Setelah mengerami selama 23 hari anak burung cangak merah akan menetas dari telurnya. Setelah itu induk akan mengasuh anaknya hingga mampu tebang. Setelah itu induk akan membiarkan anak untuk mencari makan sendiri.
Makanan Cangak Merah
Makanan alami dari burung cangak merah adalah katak, ikan tawar, udang, ular air, laron, kadal, dan serangga-serangga kecil. Burung jenis ini cenderung mencari makan saat menjelang sore hari atau di pagi hari.
Dikutip dari berbagai sumber.
Mengenal Rusa Sambar Serta Klasifikasi Dan Karakteristiknya
Mengenal Rusa Sambar Serta Klasifikasi Dan Karakteristiknya. Hewan ini merupakan jenis rusa terbesar Bobot lahir anak rusa betina sekitar 3 kg, sedangkan yang jantan 4 kg. Berat minimal untuk kesiapan perkawinan baik, jantan atau betina 85 - 95 kg. Panjang badan berkisar antara 1,5 - 2,0 m dan tinggi badan 1,4 - 1,6 m.
Rusa sambar atau sambar india adalah jenis rusa besar yang umum berhabitat di Asia. Spesies yang umum memiliki ciri khas tubuh yang besar dengan warna bulu kecoklatan. Sambar umumnya berhabitat di hutan dan bergantung pada tanaman semak atau rerumputan. Mereka umumnya hidup dalam kelompok dengan anggota 5 - 6 anggota. Rusa sambar (Cervus unicolor syn. Cervus aristotelis) mendiami sebagian besar Asia Selatan dengan batas sampai wilayah Himalaya.
Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan rusa terbesar untuk daerah tropic dengan sebaran di Indonesia terbatas di pulau Sumatera, Kalimantan dan pulau kecil di sekitar Sumatera. Rusa sambar juga merupakan jenis rusa yang besar dan mempunyai kaki yang panjang, warna kulit dan rambut coklat tua, bagian perut berwarna lebih gelap sampai kehitam - hitaman, rambut kaku, kasar dan pendek. Berat badan bervariasi antara 185 – 260 kg dengan tinggi badan 140–160 cm. Jantan dewasa memiliki rambut surai yang panjang dan lebat dibagian leher dan atas kepala. Rusa Sambar mencapai dewasa pada umur 8 bulan dan dapat hidup hingga umur 11 tahun. Periode gestasi 7 bulan dan interval gestasi mencapai 1,5 tahun.
Warna bulu rusa sambar umumnya coklat dengan variasinya yang agak kehitaman (gelap) pada yang jantan atau yang telah tua. Ekor agak pendek dan tertutup bulu yang cukup panjang. Keadaan bulu termasuk kasar dan tidak terlalu rapat. Pada daerah leher bagian lateral, bulu membentuk suatu surai/malai (mane). Perubahan warna bulu dari coklat cerah menjadi lebih gelap, khususnya pada jantan dominan, sering terlihat bersamaan dengan masuknya pejantan ke musim kawin .
Klasifikasi Rusa Sambar (Cervus unicolor)
- Filum : Kordata
- Subfilum : Vertebrata
- Kelas : Mammalia
- Ordo : Artiodactyla
- Sub Ordo : Ruminansia
- Famili : Cervidae
- Genus : Cervus
- Spesies : Cervus unicolor
- Sub Spesies : Cervus unicolor
Karakteristik Rusa Sambar (Cervus unicolor)
- Rusa sambar (Cervus unicolor) termasuk golongan ruminansia yang mempunyai tingkah laku jelas berbeda dengan ruminansia lain, yaitu mempunyai ketajaman pendengaran, penciuman, kecepatan melompat dan berlari cukup tinggi.
- Rusa sambar dewasa berbadan besar, tungkai panjang, hidung gelap dan suara khas melengking nyaring.
- Tubuh berwarna hitam kecoklat-coklatan dan cenderung coklat ke abu - abuan atau ke merah – merahan, warna gelap sepanjang bagian atas.
- Bobot rusa sambar dewasa (10-12 bulan), betina berkisar 80 - 90 kg sedangkan yang jantan antara 90 - 125 kg. Panjang badan berkisar 1,5 m dan tinggi badan 1,4 – 1,6 m. Bobot lahir 3-4 kg.
- Perkawinan alami secara umum berkisar antara bulan Juli sampai September, masa bunting lebih kurang 235 hari atau 7-8 bulan dan Calving Internal 10-12 bulan.
- Rusa selalu mencari tempat yang aman seperti semak-semak saat akan melahirkan.
- Anak akan bersembunyi selama 1-2 minggu, kemudian bergabung dengan kelompok.
- Anak yang lahir dengan mendapat perlakuan dari manusia seperti pada rusa tangkaran akan menunjukkan sifat yang lebih jinak.
- Pertumbuhan tanduk hanya pada rusa jantan, tumbuh pada umur 14 bulan.
- Tanduk pertama hanya berbentuk lurus dan akan bercabang pada tumbuh tanduk berikutnya.
- Tanduk akan lepas pada umur 10-12 bulan setelah tumbuh, selanjutnya akan tumbuh kembali.
Mengenal Semut Siafu (Dorylus) Hewan Mematikan
Mengenal Semut Siafu (Dorylus) Hewan Mematikan. Semut jenis ini atau biasa disebut Dorylus berasal dari dataran Afrika, terutama hutan-hutan Afrika Barat dan Kongo. yang memiliki koloni terbesar di antara jenis serangga social.
Terdapat dua jenis kasta dalam koloni semut Siafu. Diantaranya adalah Kasta pekerja berukuran sekitar 0,5 cm, dan kasta tentara ukurannya hampir tiga kali ukuran pekerja. Ratu semut Siafu sendiri ukurannya bisa mencapai 5 cm. Uniknya, semua semut yang ada dalam satu koloni siafu adalah betina. Tapi, hanya ratu yang bisa berkembang biak. Semut pekerja dan tentara merupakan semut steril atau tidak berkembang biak. Ratu mempunyai ukuran badan yang jauh lebih besar di banding semut pekerja dan tentara. Ratu semut itu menelurkan 1 – 2 juta telur setiap bulannya agar bisa memiliki keturunan. Ratu menghasilkan telur dari perkawinanya dengan semut saiafu pejantan asing. sedangkan ciri semut pejantannya memiliki sayap dengan ukuran tubuh sepanjang 3 cm.
Jenis semut ini berburu makanan ketika malam hari, dimana koloni ini memangsa katak dan serangga-serangga lainnya. Namun semut jenis ini bukanlah termasuk serangga jenis kanibal. Siafu juga dikenal sebagai pemburu hewan besar dan manusia, sehingga hewan ini dinyatakan sebagai semut yang paling mematikan. Senjata utama semut Siafu adalah pada rahangnya. Dengan kekuatan rahang yang besar dan sengatannya, semut ini dapat menciptakan luka tusukan atau robekan yang besar pada makhluk hidup lainnya.
Yang Uniknya, apabila kita digigit oleh semut Siafu kemudian kita membunuhnya dengan cara memutuskan kepalanya, maka rahangnya yang dalam posisi menggigit itu akan tetap mencengkram kuat dan erat terkunci. Di Afrika, dalam situasi darurat rahang semut Siafu digunakan sebagai 'benang jahit' untuk menutup luka yang terbuka.
Dikutip dari berbagai sumber
Mengenal Atta Semut Pemotong Daun
Mengenal Atta Semut Pemotong Daun. Ciri - ciri khusus semut pemotong daun, yang juga disebut “Atta”, adalah kebiasaan mereka membawa potongan daun yang mereka potong di atas kepalanya. Semut ini bersembunyi di bawah daun, yang sangat besar dibandingkan ukuran tubuh mereka. Daun ini mereka tahan dengan dagu yang terkatup rapat. Alasan dari semut ini dalam membawa potongan daun tentu saja bukan untuk perlindungan dari matahari. Semut ini juga tidak memakan potongan daun. Lalu, bagaimana mereka memanfaatkan begitu banyak daun, Ternyata Atta menggunakan daun untuk memproduksi jamur. Daun itu sendiri tidak dapat mereka makan karena di dalam tubuh mereka tak ada enzim yang dapat mencerna selulosa dalam daun. Semut pekerja menumpuk potongan daun setelah dia kunyah, dan di simpan di ruang- ruang dalam sarang di bawah tanah. Di ruangan ini mereka menanam jamur di atas daun. Dengan ini, mereka memperoleh protein yang mereka butuhkan dari pucuk jamur.
Sistem Pertahanan Atta Semut Pemotong Daun
Pekerja berukuran sedang dari koloni semut pemotong daun melewatkan hampir seluruh hari mereka membawa daun. Mereka jadi sulit membela diri selama kegiatan ini, karena mereka memegang daun dengan dagu yang biasa mereka gunakan untuk membela diri. Jadi, jika mereka tak mampu membela diri, siapa yang melindungi mereka?
Telah diamati bahwa semut pekerja pemotong daun selalu berjalan ditemani pekerja yang berukuran lebih kecil. Pada mulanya ini diperkirakan hanya kebetulan. Lalu, alasan di balik hal ini diteliti dan temuan nya, yang merupakan hasil analisis yang panjang, adalah
contoh kerja sama yang menakjubkan.
Semut berukuran sedang, yang bertugas membawa daun, menggunakan system pertahanan yang menarik untuk melawan jenis lalat musuh. Lalat musuh ini memilih tempat khusus untuk bertelur pada kepala semut. Tempayak yang menetas dari telur ini akan memakan kepala semut, dan pada akhirnya memenggalnya. Tanpa asistennya yang kecil, semut pekerja tak berdaya melawan spesies lalat yang selalu siap menyerang ini. Dalam keadaan normal, semut mampu mengusir lalat yang mencoba mendarat di tubuh mereka dengan rahang setajam gunting. Namun, ia tak dapat melakukannya selagi membawa daun. Oleh karena itu, ia menaruh semut lain pada daun yang dibawanya untuk membelanya. Jika diserang, para penjaga kecil ini bertarung melawan musuh.
Sedangkan Komunikasi suara pada semut pemotong daun berfungsi sebagai sistem peringatan bawah tanah. Ini biasanya digunakan kalau sebagian koloni terkubur di bawah longsoran sarang. Pekerja mulai bergerak menggali untuk menyelamatkan teman-temannya, sebagai tanggapan atas isyarat bunyi yang diterima.
Jalur Jalan Atta Semut Pemotong Daun
Jalan yang digunakan Atta, saat membawa pulang daun yang mereka potong, mirip jalan raya mini. Semut yang merayap perlahan di jalan ini mengumpulkan semua ranting, kerikil kecil, rumput, dan tumbuhan liar dan menyingkirkannya ke satu sisi. Dengan demikian, mereka membuat jalan bersih bagi mereka sendiri. Setelah lama bekerja secara intensif, jalan raya ini menjadi lurus dan mulus, seolah dibangun dengan alat khusus.
Koloni Atta terdiri atas pekerja sebesar butir pasir, prajurit yang beberapa kali lipat lebih besar, dan “pelari maraton” berukuran sedang. Pelari maraton ini berlari membawa potongan daun ke sarang. Semut- semut ini begitu rajin sehingga, dengan ukuran manusia, setiap pekerja bagaikan orang yang berlari menempuh jarak satu mil per empat menit sepanjang 50 km, sambil memanggul 227 kg di bahunya.
Dalam sarang Atta, ada ruang-ruang sebesar kepalan tangan sedalam hingga 6 meter. Pekerja mini bisa memindahkan sekitar 40 ton tanah saat menggali sejumlah besar ruangan dalam sarang mereka yang besar. Pembangunan sarang selama beberapa tahun oleh semut ini memiliki tingkat kesulitan dan standar profesionalisme tinggi yang setara dengan pembangunan Tembok Besar Cina oleh manusia
Inilah bukti bahwa Atta tidak bisa dipandang sebagai makhluk sederhana yang biasa. Semut, pekerja sangat keras, mampu merampungkan tugas rumit yang sulit dilakukan manusia. Sesungguhnya satu - satunya Pemilik kekuasaan yang bisa memberi mereka keterampilan seperti ini adalah Allah. Sungguh tidak logis jika kita mengatakan bahwa mereka memperoleh semua keterampilan ini sendiri dan dengan kemauan sendiri.
Proses Atta Memotong Daun
Saat semut memotong daun dengan mandibula (rahang), seluruh tubuhnya bergetar. Para ilmuwan mengamati bahwa getaran ini membuat daun diam, sehingga memudahkan pemotongan. Pada saat yang sama, bunyi ini dapat menarik perhatian para pekerja lain semuanya betina ke tempat tersebut untuk menyelesaikan memotong seluruh daun. Si semut menggosokkan dua organ kecil pada perutnya untuk menghasilkan getaran ini, yang bisa didengar manusia sebagai bunyi yang sangat lirih. Getaran ini dikirim melalui tubuh hingga mencapai mandibula semut yang mirip arit. Dengan menggetarkan bokongnya secara cepat, semut ini memotong daun berbentuk sabit dengan menggetarkan mandibula, mirip dengan pisau listrik.
Teknik ini memudahkan pemotongan daun. Namun, diketahui bahwa getaran ini juga memiliki tujuan lain. Seekor semut yang memotong daun akan menarik semut lain ketempat yang sama karena banyak tumbuhan lain di daerah tempat tinggal Atta beracun. Karena menguji setiap daun oleh masing-masing semut merupakan prosedur yang berisiko tinggi, mereka selalu pergi ke tempat di mana semut lain telah berhasil merampungkan tugas mereka.
Sumber Referensi
Menjelajah Dunia Semut oleh Harun Yahya
Mengenal Semut Peledak Camponotus saundersi
Mengenal Semut Peledak Camponotus saundersi. Apa itu Semut Peledak..? Jenis semut ini biasanya disebut dengan kamikase / semut peledak atau dalam bahasa ilmiah adalah Camponotus saundersi. Yang merupakan salah satu spesies semut kayu yang ditemukan di wilayah hutan tropis Asia Tenggara terutama negara malaysia. Oleh karena itu maka banyak orang menamakan semut ini dengan nama semut malaysia.
Pasukan semut dari jenis Camponotus saundersi ini memiliki kelenjar-kelenjar yang penuh dengan racun didalam tubuhnya antara kepala sampai dengan punggungnya. Dan apabila merasa ada bahaya mengancam, tubuhnya akan berkonstraksi, menyebabkan kelenjar-kelenjar itu meletus dan menyemburkan racun. Mekanisme mempertahankan diri ini disebut sebagai Authysis, ketika memecahkan sebuah organ untuk meledakan tubuhnya sendiri dan membunuh dirinya sendiri pada prosesnya.
Seperti Pada semut pada umumnya, apabila sarang mereka diserang oleh semut lain, maka semut jenis ini akan melawan dengan memakai rahangnya. Namun bila mulai terdesak, maka pada saat inilah semut Camponatus saundersi melakukan pengorbanan terakhir untuk membela koloninya dengan cara Meledakkan Dirinya.
Jika Anda ingin menambahkan silahkan berkomentar terima kasih atas kerja samanya.
Dikutip dari berbagai sumber
Mengenal Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)
Mengenal Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Badak Sumatera, adalah merupakan satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Badak Sumatera juga dikenal memiliki rambut terbanyak dibandingkan seluruh sub-spesies badak di dunia, sehingga sering disebut hairy Badak (badak berambut). Ciri-ciri lainnya adalah telinga yang besar, kulit berwarna coklat keabu-abuan atau kemerahan - sebagian besar ditutupi oleh rambut dan kerut di sekitar matanya.
Morfologi Badak Sumatera
- Tinggi badak sumatera diukur dari telapak kaki sampai bahu antara 120-135 cm, panjang dari mulut sampai pangkal ekor antara 240-270 cm.
- Panjang tubuh satwa dewasa berkisar antara 2-3 meter dengan tinggi 1 - 1,5 meter.
- Berat badan diperkirakan berkisar antara 600-950 kg.
- Saat anak badak sumatera lahir hingga remaja biasanya kulitnya ditutupi oleh rambut yang lebat berwarna coklat kemerahan. Bersamaan dengan bertambahnya usia satwa ini, rambut yang menutupi kulitnya semakin jarang dan berubah kehitaman.
- Tubuhnya gemuk dan agak bulat, kulitnya licin dan berambut jarang, menarik perhatian dengan adanya dua lipatan kulit yang besar.
- Lipatan pertama melingkari pada paha diantara kaki depan, dan lipatan kedua di atas abdomen dan bagian lateral.
- Di atas tubuhnya tidak ada lipatan, jadi lipatan kulit tampak nyata dekat kaki belakang dan lipatan bagian depan dekat kedua culanya.
- Panjang cula depan biasanya berkisar antara 25 - 80 cm, sedangkan cula belakang biasanya relatif pendek dan tidak lebih dari 10 cm.
- Cula bagian depan (anterior) di atas ujung dari moncongnya jauh lebih besar dari cula bagian belakang (pasterior).
- Badak sumatera merupakan badak terkecil dan jenis yang paling primitif dari kelima jenis badak yang masih hidup di dunia.
Habitat (tempat hidup) badak sumatera adalah pada daerah tergenang diatas permukaan laut sampai daerah pegunungan yang tinggi (dapat juga mencapai ketinggian lebih dari 2000 meter di atas permukaan laut). Tempat hidup yang penting bagi dirinya adalah cukup makanan, air, tempat berteduh dan lebih menyukai hutan lebat. Pada cuaca yang cerah sering turun ke daerah dataran rendah, untuk mencari tempat yang kering. Pada cuaca panas ditemukan berada di hutan-hutan di atas bukit dekat air terjun. Senang makan di daerah hutan sekunder. Habitat badak sumatera di Gunung Leuser, terbatas pada hutan-hutan primer pada ketinggian antara 1000-2000 meter diatas permukaan laut.
Badak sumatera merupakan satwa liar yang senang berjalan. Dalam satu harinya, badak ini dapat menempuh perjalanan sejauh 12 (dua belas) kilometer dalam waktu 20 (dua puluh) jam. Separuh jarak tersebut dilakukan pada malam hari untuk mencari makan, sedangkan aktifitas di siang hari lebih ditujukan untuk mencari atau menuju ketempat berkubang atau berendam di sungai-sungai kecil atau rawa-rawa dangkal.
Badak sumatera merupakan satwa liar yang senang berjalan. Dalam satu harinya, badak ini dapat menempuh perjalanan sejauh 12 (dua belas) kilometer dalam waktu 20 (dua puluh) jam. Separuh jarak tersebut dilakukan pada malam hari untuk mencari makan, sedangkan aktifitas di siang hari lebih ditujukan untuk mencari atau menuju ketempat berkubang atau berendam di sungai-sungai kecil atau rawa-rawa dangkal.
Badak sumatera dewasa dengan berat 800 (delapan ratus) kilogram, mengkonsumsi rata-rata 50 (lima puluh) kilogram dedaunan dan pepucukan tanaman yang berasal dari pohon-pohon muda, rerantingan dan cecabangan pohon yang rendah atau dari semak belukar yang lebat. Jenis badak ini kadang-kadang memakan batang dari tanaman jahe, rotan dan palem. Untuk memperoleh makanan sebanyak tersebut diatas, seekor badak sumatera memerlukan areal hutan dan semak belukar seluas 5 (lima) sampai 6 (enam) hektar. Dan untuk seekor badak sumatera dibutuhkan minimal 700 (tujuh ratus) hektar kawasan hutan dan semak belukar sebagai wilayah pengembaraannya.
Jenis makanan yang di sukai badak sumatera kebanyakan di temukan di daerah perbukitan, berupa tumbuhan semak dan pohon-pohonan. Merumput tidak dilakukan kecuali untuk jenis-jenis bambu seperti Melocana bambusoides. Terdapat 102 jenis tanaman dalam 44 familia tanaman yang disukai badak sumatera. Sebanyak 82 jenis tanaman dimakan daunnya, 17 jenis dimakan buahnya, 7 jenis dimakan kulit dan batang mudanya dan 2 jenis dimakan bunganya. Tanaman yang mengandung getah lebih disukai seperti daun manan (Urophylum spp) yang tumbuh di tepi bukit. Daun nangka (Artocarpus integra) juga kegemarannya., lainnya seperti Bunga dari tenglan (Saraca spp) dan lateks dari jenis tanaman rengas (Melanorhea spp) merupakan pakan badak ini.
Penyebaran Badak Sumatera
Daerah penyebaran badak Sumatera meliputi Kalimantan, Sumatera, Semenanjung Malaysia, Burma, kamboja sampai dengan Vietnam. Namun akibat perburuan yang berlangsung terus menerus sejak masa lalu hingga sekarang, maka penyebaran di habitat alamnya menjadi terbatas di pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia saja, Sedangkan di Kalimantan dalam beberapa tahun belakangan tidak pernah dijumpai lagi. Jumlah populasi Badak sumatera di kawasan hutan habitat alaminya diperkirakan kurang dari 200 (dua ratus) ekor, dan sebagian besar berada di Sumatera. Di Indonesia penyebaran Badak pada habitat alamnya terdapat dalam kawasan hutan TN Gunung Leuser (Provinsi Nangru Aceh Darusallam), TN Kerinci Seblat (Provinsi Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan), TN Bukit Barisan Selatan (Provinsi Bengkulu) dan TN Way Kambas (Provinsi Lampung).
Perilaku Badak Sumatera
Badak sumatera senang berkubang atau berendam dalam Lumpur. Kubangan badak ini umumnya ditemukan pada daerah yang datar dengan panjang antara 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) meter. Mengingat kebiasaan berkubang ini sangat penting bagi badak sumatera, apabila tidak menjumpai tempat kubangan maka dia akan pergi mencari tanah-tanah yang becek/berair dibawah pohon-pohon yang besar. Dengan mempergunakan cula dan kakinya, dia mecongkeli tanah tersebut hingga menjadi bubur tanah yang lembut, kemudian berguling-guling diatasnya. Dalam beberapa tahun kemudian, berangsur-angsur tempat tersebut akan berubah menjadi tempat kubangan yang baru yang panjangnya dapat mencapai lebih dari 5 (lima) meter didekat akar-akar pohon besar didalam hutan. Kedalaman kubangan tersebut dapat mencapai 1 (satu) meter, lebar antara 2 (dua) sampai 3 (tiga) meter dan ketebalan lumpurnya antara 50 (lima puluh) sampai 70 (tujuh puluh) sentimeter.
Masa Perkawinan Badak Sumatera
Badak sumatera juga bersifat pendiam dan soliter atau menyendiri, bergerak diam-diam menjelajahi tempat-tempat yang menjadi wilayah pengembaraannya masing-masing. Belum pernah ditemukan sang badak berkelahi untuk memperebutkan wilayah pengembaraannya. Demikian pula dengan satwa lain, jarang sekali dijumpai perkelahian badak ini dengan jenis satwa lainnya. Bila mendeteksi melalui indera penciumannya yang tajam ada bau jenis satwa lain yang dapat menjadi ancaman bagi dirinya seperti harimau sumatera, gajah sumatera maupun manusia, maka dia akan segera lari menghindar kedalam hutan atau semak belukar yang lebat dengan arah yang berlawanan dari tempat datangnya ancaman. Dewasa kelamin bagi badak sumatera dimulai pada saat usianya mencapai 7 (tujuh) atau 8 (delapan) tahun dengan batas usia dapat mencapai 32 tahun. Sedangkan perilaku perkawinan badak ini tidak berbeda dengan badak jawa.
Masa kehamilan badak sumatera berkisar antara 16 (enam belas) sampai 18 (delapan belas) bulan. Anak Badak yang lahir akan hidup dan tinggal bersama induknya hingga mencapai usia 7 (tujuh) tahun. Seperti badak jawa, induk Badak sumatera akan dapat bereproduksi kembali apabila sang anak telah mencapai usia lebih 4 (empat) tahun, Badak sumatera juga dikatagorikan sebagai satwa langka dilindungi yang menuju kepunahan (sama dengan Badak jawa dan harimau sumatera). Hal ini dapat kita maklumi, karena jumlah populasi di habitat alamnya belum diketahui secara pasti, yaitu baru diperkirakan kurang dari 200 (dua ratus) ekor saja. Demikian halnya, jumlah populasi pada habitat alam dari setiap kawasan hutan 4 (empat) Taman Nasional di Sumatera belum diperoleh data yang akurat (pasti/tepat). Upaya penyelamatan dengan pengembangbiakan melalui habitat buatan atau penangkaran yang telah dilakukan selama 23 (dua puluh tiga) tahun sejak tahun 1985 sampai sekarang, masih menunjukan tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Dari 10 (sepuluh) penangkaran eksitu dan 1 (satu) penangkaran semi insitu (SRS-TN Way Kambas) baru memperoleh 1 (satu) kelahiran anak badak di Cincinnati Zoo-USA, Terlebih data yang ada menunjukkan kematian di penangkaran jauh lebih besar dari kelahiran. Penjelasan tentang kegiatan -kegiatan untuk penyelamatan Badak ini akan diuraikan dalam upaya penyelamatan badak Indonesia.
Sumber
http://www.wwf.or.id/program/spesies/badak_sumatera/
Sudarsono Djuri
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Popular Posts
Labels
Anjing
Anoa
Armadillo
Ayam
Babi Hutan
Babi rusa
Badak
Banteng
Bekantan
Berang-berang
Beruang
Beruang Cokelat
Beruang Kutub
Beruang Madu
Beruang Sloth
Beruk
Bilby
Binatang Peliharaan
Bison
Buaya
Cheetah
Chevrotain
chinchilla
Cicak
Dares
Flamingo
Foto-foto binatang
Gagak
Gajah
Gibbon
golden monkey
Gorilla
Gurun
Harimau
Harimau Putih
Harimau Sumatera
Hewan Air
Hewan Beracun
Hewan Bertanduk
Hewan Buas
Hewan Cerdas
Hewan Dilindungi
Hewan endemik Indonesia
Hewan Ganas
Hewan Herbivora
Hewan Karnivora
Hewan Kutup
Hewan langka
Hewan Liar
Hewan Nokturnal
Hewan Omnivora
Hewan Predator
Hewan Purba
Hewan Sosial
Hewan Ternak
Hewan Unik
Hewan yang dilindungi
Honey badger
Hyena
Info BInatang
Jaguar
Jenis Burung
Jenis Ikan
Jerapah
Kadal
Kambing
Kancil
Kanguru
Kanguru pohon
Keledai
kelelawar
Kelinci
Kelinci Sumatera
kera emas
Koala
Komodo
Kucing
Kuda
Kuda Nil
Kuda Thumbelina
Kukang
Kunang-kunang
Kuskus
Lemur
Lemur Tikus
Liger
Liliger
Llama
Loris
Luwak
Macan Dahan
Macan Kumbang
Macan Tutul
Malayan Tapir atau Tapir Asia
mamalia
Mammalia
Marsupial
Meerkat
Musang
Ngengat
Ngoang
Nilgai
Numbat
Onta
Orang Utan
Primata
Pronghorn
Puma
Rusa
semut
semut banteng
Serangga
Serigala
Serigala abu-abu
Siamang
Simpanse
Simpei Mentawai
Singa
Singa Putih
Singapuar
Siput
Siput Merah Muda
Solenodon
Southern Pudu
Sugar Glider
Tokek
Trenggiling
Unta
Wallaby
Zebra
Zonkey
-
►
2018
(5)
- ► Agustus 2018 (1)
-
►
2017
(163)
- ► September 2017 (2)
- ► Agustus 2017 (12)
-
►
2016
(22)
- ► Oktober 2016 (1)
- ► Maret 2016 (1)
-
►
2015
(8)
- ► Februari 2015 (1)